Rahsia Ukur Badan Sendiri

Assalamualaikum....

Pernah tak tengok tali ukur ?.Aku tak tahulah korang panggil menatang nie apa...
tapi aku panggil 'tali tape' =)

Ya... tali ukur atau pita pengukur atau juga lebih dikenali oleh orang pahang sebagai tali tit. Tali yang digunakan oleh orang rumah untuk mengukur  kain nak buat langsir dan baju raya .Aku baru saja beli tali tit yang baru, hak lama tah mana hilangnya.Maklumlah proses pindah randah belom habis lagi...Bukan le nak ngukur kain nak buat langsir atau nak jahit sampul bantal.....cuma...errr..nak ngukur pinggang yang dah semakin melebar. Kalau tak silap le.....dah bertambah hampir 2 inci kiri, kanan...haru sungguh!!! Terus En.Cayang mencelah Sayang rajin sangattt masak...perut ai dah semakin boroi n boyot , ahahha, NO problemo, lagi hati ai masih sayang so tiada masalah, betoi dak?....Bagi perempuan kalau suami dia nanti dah boroi n gemok dia tetap sayang, sebab mengikut kajian kan, lelaki perut boroi ni seorang yang peyayang dan berfikiran jauhh..Betoi ka? hahah....
Kalau tak percaya ce baca info bawah ni...... :D

oopppss bukan nak ceta pasal six pack , boroi atau boyot...

Tali tit ini senang didapati dari kedai kedai kain atau pasaraya dengan harga sekitar RM 1.00 hingga RM 2.50 sahaja. Tali pengukur kain yang standard panjang nya 5 kaki atau 60 inci. Biasanya tali ukur ini di lebihkan sikit sekitar 3 inci dan menjadikan keseluruhan tali tersebut 63 inci.

Mungkin secara kebetulan sahaja persamaan tali ukur dengan umur Rasullalah. Umur Nabi Mohamad SAW adalah 63 tahun. Nabi nabi Allah yang lain umurnya panjang panjang. Nabi Adam 930 tahun, Nabi Nuh 1,000 tahun dan Nabi Ibrahim 195 tahun. Rasullallah SAW pernah bersabda bemaksud : " Umur umat ku adalah antara 60 hingga 70 tahun".

Kalau digunting tali pengukur tu di umur kita sekarang... agak agak berapakah baki yang tinggal?

Faktor-Faktor yang Dapat Mengingatkan Kematian

[1] Ziarah kubur, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berziarah kuburlah kalian sesungguhnya itu akan mengingatkan kalian pada akhirat” (HR. Ahmad dan Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani)[7]

[2] mengunjungi mayat ketika dimandikan dan melihat proses pemandiannya

[3] menyaksikan proses sakaratul maut dan membantu mentalqin

[4] mengantar jenazah, menyolatkan, dan ikut menguburkannya

[5] membaca Al Qur’an, terutama ayat-ayat yang mengingatkan kepada kematian dan sakaratul maut. Seperti firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya” (QS. Qaaf : 19)

[6] merenungkan uban dan penyakit yang diderita, karena keduanya merupakan utusan malaikat maut kepada seorang hamba

[7] merenungkan ayat-ayat kauniyah yang telah disebutkan Allah Ta’ala sebagai pengingat bagi hamba-hambaNya kepada kematian. Seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, badai, dan sebagainya

[8] menelaah kisah-kisah orang maupun kaum terdahulu ketika menghadapi kematian, dan kaum yang didatangkan bala’ atas mereka

Faedah Mengingat Kematian

Di antara faedah mengingat kematian adalah : [1] memotivasi untuk mempersiapkan diri sebelum terjadinya kematian; [2] memendekkan angan-angan, karena panjang angan-angan merupakan sebab utama kelalaian; [3] menjadikan sikap zuhud terhadap dunia, dan ridha dengan bagian dunia yang telah diraih walaupun sedikit; [4] sebagai motivasi berbuat ketaatan; [5] sebagai penghibur seorang hamba tatkala memperoleh musibah dunia; [6] mencegah dari berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam menikmati kelazatan dunia; [7] memotivasi untuk segera bertaubat dan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat; [8] melembutkan hati dan mengalirkan air mata, mendorong semangat untuk beragama, dan mengekang hawa nafsu; [9] menjadikan diri tawadhu’ dan menjauhkan dari sikap sombong dan zalim dan; [10] memotivasi untuk saling memaafkan dan menerima udzur saudaranya.[8]

p/s :ini panduan saja untuk mengingatkan kita... entah panjang entah pendik dari pada itu hanya Dia saja yang tahu.